Sobat Juragan, sedang mencari cara mengelas aluminium yang benar agar hasilnya tidak bolong, hitam gosong, atau fillernya cuma nempel? Tenang, Anda tidak sendirian.
Mempelajari cara mengelas aluminium memang terasa seperti menghadapi “spesies” berbeda dibanding besi (mild steel). Tantangan utamanya ada pada Ilmu Fisika dasar:
- Titik Leleh yang Jomplang: Aluminium murni meleleh di suhu 660°C, tapi lapisan kulit luarnya (Aluminium Oxide) baru meleleh di suhu 2.037°C. Jadi, jika Anda pakai settingan salah, bagian dalam sudah cair duluan sementara kulitnya masih keras. Akibatnya? Bolong (burn-through).
- Konduktor Panas: Aluminium menyerap panas 3x lebih cepat dari besi. Panas cepat menyebar, membuat material memuai dan melengkung jika tidak ditack (titik las) dengan benar.
Solusinya? Anda wajib menggunakan proses Las TIG (GTAW) dengan mesin yang memiliki fitur AC (Alternating Current). Arus AC inilah yang bertugas “memecah” kulit oksida tersebut.
Baca Juga: 18 Macam Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara Mengatasi
Tahap 1: Persiapan Cara Mengelas Aluminium
Sebelum masuk ke teknik pengelasan, persiapan adalah kunci. Kesuksesan cara mengelas aluminium 80% ditentukan di tahap ini. Jangan harap hasil bagus kalau material kotor.
1. Bersihkan Permukaan (Cleaning)
Minyak dan Oksida adalah musuh utama.
- Langkah A: Bersihkan minyak/oli dengan kain lap dan Aseton atau Thinner A. Jangan pakai bensin (resiko residu).
- Langkah B: Sikat area las dengan Sikat Kawat Stainless Steel.
Tips Pro: Gunakan sikat yang BARU atau khusus untuk aluminium saja. Jangan pakai sikat bekas besi karena serbuk besi yang tertinggal akan bikin lasan jadi karat dan kotor.
2. Pilih Jarum Las (Tungsten Electrode)
Lupakan mitos lama bahwa las aluminium wajib pakai Tungsten Hijau (Pure). Itu berlaku untuk mesin trafo jadul. Untuk mesin Las TIG Inverter modern, gunakan:
- Tungsten Biru (WL20 – 2% Lanthanated): Paling versatile, nyala busur stabil, dan tahan panas.
- Tungsten Abu-abu (WC20 – 2% Ceriated): Bagus untuk ampere rendah.
- Persiapan Ujung: Tidak perlu diasah runcing tajam, cukup buat agak tumpul (blunt). Saat kena arus AC, ujungnya akan membulat (balled) dengan sendirinya.
3. Gas Pelindung
Gunakan Argon Murni (UHP – Ultra High Purity). Jangan pakai mix CO2 (itu untuk MIG besi). Atur flow rate di regulator sekitar 10-15 CFH (tergantung ukuran cup).
Tahap 2: Setting Mesin untuk Mengelas Aluminium
Menggunakan mesin seperti Stahlwerk AC/DC TIG 200P, berikut patokan setting dasarnya untuk mempermudah praktek cara mengelas aluminium:
- Mode Arus: Pindahkan switch ke AC. (DC hanya untuk besi/stainless).
- AC Balance (Cleaning Action): Ini fitur vital. Fungsinya mengatur seberapa lama api membersihkan oksida vs memanaskan logam.
- Setting Ideal: Sekitar 30% – 35% Cleaning (atau arah jam 10-11 pada knob).
- Ingat: Terlalu banyak cleaning = Tungsten cepat habis (meleleh). Terlalu sedikit = Hasil las hitam/kotor ada butiran lada (peppering).
- AC Frequency (Hz): Atur di 60Hz – 100Hz. Semakin tinggi Hz (misal 120Hz), busur api makin fokus/sempit (cocok untuk sudut sempit). Semakin rendah, busur makin lebar.
Tahap 3: Tutorial Cara Mengelas Aluminium (5 Langkah)
Langkah 1: Tacking (Titik Las) yang Kuat
Karena aluminium memuai hebat, Anda harus membuat tack weld (las titik) lebih banyak dan lebih rapat dibanding besi. Tanpa tacking kuat, celah sambungan akan menutup atau malah melebar saat dilas.
Langkah 2: Membentuk Genangan (Puddle)
Nyalakan torch (tekan tombol/injak pedal). Tahan di satu titik awal. Tunggu beberapa detik sampai Anda melihat genangan logam cair (puddle) yang bening dan mengkilap. Jika terlihat seperti ada selaput pecah, itu tandanya cleaning action sedang bekerja menghancurkan oksida.
Langkah 3: Teknik Pengisian (Dabbing)
Gunakan teknik “Cocol-Angkat”.
- Dorong kawat las (filler rod) ke dalam kawah cair, lalu tarik sedikit.
- Lakukan berulang dengan irama: Panaskan -> Cocol Kawat -> Tarik Kawat -> Geser Torch.
- Penting: Pastikan kawat las ukuran 4043 atau 5356 sesuai dengan material dasar Anda.
Langkah 4: Kecepatan Tangan (Travel Speed)
Anda harus bergerak lebih cepat! Panas merambat cepat di aluminium. Jika Anda terlalu lambat (seperti ngelas besi), material akan overheat dan jebol ke bawah.
Langkah 5: Finishing (Crater Fill)
Jangan langsung lepas tombol saat selesai. Kurangi ampere perlahan (jika pakai pedal) atau gunakan fitur Down Slope di mesin Stahlwerk. Tujuannya agar kawah akhir tertutup rapat dan tidak retak (crater crack).
Masalah Umum dalam Cara Mengelas Aluminium
- Hasil Las Berpori (Porosity): Gas Argon bocor, flow rate terlalu kecil, atau material dasar masih berminyak.
- Hasil Las Hitam Jelaga: Gas Argon tidak murni, atau cup keramik terlalu kecil sehingga gas tidak mengcover sempurna.
- Tungsten Meleleh/Rontok: Setting AC Balance terlalu tinggi ke arah cleaning (+), atau Ampere terlalu besar untuk diameter tungsten yang dipakai.
Rekomendasi Alat Las Aluminium Terbaik
Untuk hasil profesional tanpa ribet setting manual yang membingungkan, Juragan Las merekomendasikan penggunaan alat yang tepat. Anda bisa mendapatkan mesin las TIG AC/DC berkualitas langsung di toko online kami:
- Stahlwerk AC/DC TIG 200P: Mesin legendaris untuk bengkel fabrikasi. Dilengkapi fitur Pulse (untuk plat tipis agar tidak bolong) dan HF Ignition. Stabil di voltase Indonesia (220V ±10%).
- Stahlwerk TigPro 200: Versi Heavy Duty dengan efisiensi hingga 85%, cocok untuk produksi massal.
Kunjungi Store Juragan Las untuk melihat katalog lengkap kawat las aluminium dan sparepart TIG lainnya.
FAQ (Pertanyaan Sering Diajukan)
Q: Apakah aluminium bisa dilas dengan mesin las listrik biasa (MMA)?
A: Bisa, menggunakan kawat las stick khusus aluminium. Tapi hasilnya kasar, banyak percikan (spatter), dan sulit untuk plat tipis (di bawah 3mm). Untuk hasil rapi, TIG adalah harga mati.
Q: Gas apa yang dipakai untuk las aluminium?
A: Wajib 100% Argon. Jangan gunakan campuran CO2 (seperti C25) karena oksigen di CO2 akan merusak tungsten dan mengotori aluminium.
Q: Kenapa saat ngelas aluminium tidak ada warna merah pijar seperti besi?
A: Aluminium tidak berubah warna saat panas. Tiba-tiba dia akan mencair dan jatuh jika overheat. Karena itu, perhatikan “kebasahan” (wetting) kawah las, bukan warna logamnya.




