Cara Memilih Tungsten – Hasil las TIG Anda kurang maksimal? Retak, kotor, atau busur apinya tidak stabil? Mungkin masalahnya bukan pada mesin atau keahlian Anda, tapi pada “amunisi” yang Anda gunakan. Ya, kita bicara soal elektroda tungsten. Memilih tungsten yang tepat adalah kunci utama untuk mendapatkan hasil las yang kuat dan estetik.
Sebagai welder, memahami cara memilih tungsten yang benar akan menghemat waktu, material, dan tentunya, membuat pekerjaan Anda jauh lebih memuaskan. Mari kita bedah tuntas panduan lengkap ini agar Anda tidak lagi bingung saat harus memilih tungsten yang tepat untuk setiap proyek Anda di Juraganlas.id.
Baca Juga!: Review Lengkap STAHLWERK TIG-320P AC/DC Pulse: Harga & Spesifikasi
Memahami Peran dan Jenis Tungsten Las TIG
Sebelum membahas jenis-jenisnya, penting untuk tahu kenapa tungsten menjadi ‘bintang utama’ dalam las TIG. Jawabannya sederhana: tungsten memiliki titik leleh tertinggi dari semua jenis logam, sehingga ia tidak akan ikut meleleh saat membentuk busur api.
Untuk mempermudah identifikasi, American Welding Society (AWS) membuat standar kode warna tungsten. Jadi, daripada menghafal nama teknisnya, Anda cukup mengingat warnanya.
Mengenal Jenis-Jenis Tungsten Las dan Kegunaannya
Setiap warna tungsten punya karakter dan kegunaan spesifik. Mari kita kenali satu per satu.
Warna Hijau (EWP) – Si Murni untuk Aluminium
- Kandungan: 99.50% Tungsten Murni.
- Penggunaan Utama: Pilihan klasik khusus untuk pengelasan AC, sangat ideal untuk material seperti aluminium dan magnesium.
- Kelebihan: Harganya paling ekonomis dan mampu membentuk ujung bola (balled) yang stabil pada arus AC.
- Kekurangan: Cepat habis (konsumsi tinggi) dan cenderung mudah memercik (spitting) pada ampere tinggi, yang bisa mengotori hasil las.
Tungsten Merah (EWTh-2) – Andalan untuk Las Besi & Stainless
- Kandungan: Tungsten dengan campuran 1.7-2.2% Thorium.
- Penggunaan Utama: Ini adalah ‘jagoan’ legendaris para welder untuk las DC. Sangat cocok untuk mengelas baja karbon (mild steel) dan stainless steel.
- Kelebihan: Start busur api sangat baik, busur stabil, dan lebih awet dibandingkan tungsten hijau.
- Kekurangan: Mengandung unsur thorium yang bersifat radioaktif rendah. Debu gerindanya tidak boleh terhirup, sehingga perlu penanganan ekstra hati-hati saat meruncingkan ujungnya.
Mengenal Tungsten Lantanum (Emas & Biru) – Alternatif Serbaguna & Aman
- Kandungan: Tungsten dengan campuran 1.3-2.2% Lantanum Oksida.
- Penggunaan Utama: Ini adalah superstar modern. Sebagai alternatif non-radioaktif dari tungsten merah, tungsten ini sangat serbaguna untuk las AC dan DC.
- Detail:
- Emas (WL15/1.5%): Pilihan serba bisa yang paling populer untuk berbagai jenis material.
- Biru (WL20/2.0%): Performa lebih baik pada ampere tinggi dan pengelasan dengan pulse.
- Kelebihan: Sangat aman, start busur mudah, stabil di berbagai ampere, dan awet. Cocok untuk hampir semua pekerjaan las TIG.
Tungsten Lainnya yang Perlu Anda Tahu
- Abu-abu (EWCe-2): Pilihan terbaik untuk las DC pada ampere rendah. Sangat ideal untuk mengelas material tipis tanpa membuatnya melengkung.
- Coklat (EWZr-1): Alternatif premium untuk tungsten Hijau pada las AC (aluminium). Hasilnya lebih bersih dengan percikan yang minimal.
Tips Praktis: Cara Mempersiapkan Ujung Tungsten
Memilih warna yang tepat baru setengah jalan. Cara memilih tungsten juga termasuk mempersiapkan ujungnya dengan benar.
- Ujung Runcing (Pointed): Wajib untuk las DC (besi, stainless). Ujung yang runcing akan memfokuskan busur api, menghasilkan penetrasi yang dalam dan lasan yang rapi. Gunakan gerinda khusus tungsten dan asah dengan gerakan searah dari pangkal ke ujung.
- Ujung Bola (Balled): Diperlukan untuk las AC (aluminium). Anda tidak perlu repot, ujung bola akan terbentuk dengan sendirinya saat terkena arus AC dari mesin las Anda.
Rekomendasi Cepat: Cara Memilih Tungsten Sesuai Jenis Logam
Agar lebih mudah, ini rangkuman cepatnya untuk Anda:
Tungsten untuk Las Stainless Steel dan Besi (Arus DC)
Pilihan terbaik jatuh pada Tungsten Merah (EWTh-2) untuk performa maksimal, atau Tungsten Emas/Biru (Lanthanated) sebagai alternatif modern yang lebih aman dan serbaguna. Jika Anda mengerjakan plat sangat tipis, Tungsten Abu-abu (Ceriated) adalah juaranya.
Tungsten untuk Las Aluminium (Arus AC)
Untuk pemula atau proyek dengan budget terbatas, Tungsten Hijau (EWP) sudah cukup. Namun, jika Anda menginginkan hasil las yang paling bersih dan minim kontaminasi, gunakan Tungsten Coklat (Zirconiated) atau andalkan si serbaguna Tungsten Emas/Biru (Lanthanated).
Kesimpulan
Dengan memahami perbedaan setiap warna dan kegunaannya, cara memilih tungsten yang benar kini tidak lagi membingungkan. Ingat dua hal utama: jenis arus (AC/DC) dan material yang akan Anda las. Dengan ‘amunisi’ yang tepat, hasil pengelasan TIG Anda dijamin naik kelas.
Siap untuk mempraktikkannya? Temukan semua jenis elektroda tungsten berkualitas untuk mendukung setiap proyek Anda hanya di Juraganlas.id. Jika masih ada pertanyaan, tim ahli kami siap membantu!
FAQ (Tanya Jawab Singkat)
Untuk pemula yang ingin satu tungsten serbaguna untuk mencoba berbagai material (AC/DC), Tungsten Emas (1.5% Lanthanated / WL15) adalah pilihan terbaik karena performanya yang stabil dan tidak radioaktif.
Tungsten merah tidak berbahaya saat digunakan untuk mengelas. Namun, debu yang dihasilkan saat proses menggerinda (meruncingkan ujungnya) bersifat radioaktif rendah dan tidak boleh terhirup. Selalu gunakan pelindung pernapasan yang memadai saat menggerinda tungsten jenis ini.
Untuk hasil las aluminium paling bersih dengan arus AC, gunakan Tungsten Coklat (Zirconiated) atau Tungsten Biru/Emas (Lanthanated). Keduanya menghasilkan busur yang lebih stabil dan minim kontaminasi dibandingkan tungsten hijau.
Ujung yang runcing memfokuskan panas busur api ke satu titik yang sangat kecil. Ini memungkinkan penetrasi las yang lebih dalam dan terkontrol, menghasilkan sambungan yang lebih kuat dan rapi pada material seperti stainless steel.
Meskipun Tungsten Emas (1.5% Lanthanated) sangat serbaguna, menggunakan tungsten yang spesifik untuk setiap pekerjaan akan memberikan hasil yang jauh lebih optimal. Menggunakan tungsten hijau untuk las DC pada besi, misalnya, akan menghasilkan busur yang tidak stabil dan hasil yang buruk.